Jakarta, Shoes and Care - Ketika membeli sepatu baru, ada banyak hal yang perlu diperhatikan, salah satunya adalah kualitas outsole atau sol luar. Outsole adalah bagian bawah sepatu yang bersentuhan langsung dengan permukaan tanah dan berfungsi sebagai pelindung kaki dari berbagai kondisi jalan. Dalam hal ini, ada dua metode umum yang digunakan untuk merekatkan outsole pada bagian atas sepatu: yaitu menjahit dan melekatkan menggunakan lem sepatu. Keduanya memiliki kelebihan dan kekurangan masing-masing, dan artikel ini akan membahas mana yang lebih baik antara outsole yang dijahit atau dilem. Disimak ya!
Outsole Dijahit: Kekuatan dan Ketahanan
Kelebihan
1. Ketahanan Tinggi: Salah satu kelebihan utama dari outsole yang dijahit adalah ketahanannya yang tinggi. Jahitan yang kuat dan rapi akan memastikan outsole tetap terpasang dengan baik, bahkan setelah penggunaan yang intens dan berulang kali.
2. Perbaikan Mudah: Sepatu dengan outsole yang dijahit lebih mudah diperbaiki. Jika outsole mulai terlepas, cukup membawa sepatu ke tukang reparasi untuk dijahit ulang. Sepatu yang memakai metode penjahitan pada bagian outsole memberikan garansi umur panjang dan dapat menghemat biaya dalam jangka panjang.
3. Penampilan Klasik: Banyak sepatu dengan outsole yang dijahit, seperti sepatu kulit atau boots, memiliki tampilan yang terkesan lebih klasik dan elegan. Jahitan yang ter ekspos pada sepatu juga sering kali menambah estetika penampilan sepatu secara keseluruhan.
Kekurangan
1. Biaya Produksi Lebih Tinggi: Proses menjahit outsole pada sepatu memerlukan waktu dan keterampilan khusus, sehingga biaya produksinya lebih tinggi. Proses menjahit ini biasanya berefek pada harga jual sepatu yang lebih mahal.
2. Lebih Berat: Sepatu dengan outsole yang dijahit cenderung lebih berat dibandingkan dengan yang dilem, karena bahan tambahan seperti benang jahit dan teknik konstruksi yang lebih kompleks.
Outsole Dilem: Praktis dan Ringan
Kelebihan
1. Biaya Lebih Murah: Sepatu dengan outsole yang dilem biasanya lebih murah dibandingkan sepatu yang dijahit. Proses produksi juga lebih cepat dan sederhana dengan menurunkan biaya pembuatan, sehingga harga jualnya juga lebih terjangkau.
2. Ringan: Outsole yang dilem cenderung mempunyai bobot yang lebih ringan. Benefitnya bagi si pengguna sepatu adalah kenyamanan lebih baik, terutama untuk aktivitas yang membutuhkan banyak gerakan seperti olahraga atau jalan-jalan.
3. Desain Lebih Variatif: Proses pengeleman memungkinkan lebih banyak variasi desain dan bentuk outsole. Hal ini memberikan fleksibilitas bagi produsen dalam menciptakan berbagai model sepatu yang unik dan inovatif.
Kekurangan
1. kurang Tahan Lama: Sepatu dengan outsole yang dilem umumnya kurang tahan lama dibandingkan yang dijahit. Lem bisa melemah seiring waktu, terutama jika sering terkena air atau kondisi cuaca ekstrem.
2. Perbaikan Sulit: Ketika outsole yang dilem mulai terlepas, perbaikannya bisa lebih sulit. Sering kali, diperlukan lem khusus atau bahkan mengganti seluruh outsole, yang dapat memakan biaya cukup besar dan mengurangi umur pakai sepatu.
Mana yang Lebih Baik?
Pilihan antara outsole yang dijahit atau dilem tergantung pada kebutuhan dan preferensi pribadi. Kalo kamu mencari sepatu yang tahan lama dan siap mengeluarkan sedikit biaya lebih, maka sepatu dengan outsole yang dijahit adalah pilihan yang tepat. Sepatu jenis ini sangat cocok untuk keperluan formal, kerja, atau aktivitas luar ruangan yang intens. Jika kamu butuh sepatu yang mempunyai bobot lebih ringan, nyaman, dan harga yang lebih terjangkau, sepatu dengan outsole yang dilem bisa menjadi opsi terbaik. Sepatu jenis ini ideal untuk aktivitas sehari-hari, olahraga, atau untuk gaya kasual.
Baik outsole yang dijahit maupun dilem memiliki kelebihan dan kekurangan masing-masing. Pilihlah berdasarkan kebutuhan, anggaran, dan preferensi gaya kamu. Dengan pemahaman yang baik tentang kedua metode ini, kamu dapat membuat keputusan yang lebih bijak dalam memilih sepatu yang tepat untuk setiap aktivitas. Semoga bermanfaat!
