Jakarta, Shoes and Care - Salah satu bagian terpenting dari sepatu yang sering kali luput dari perhatian adalah outsole, alias bagian bawah sepatu yang langsung bersentuhan dengan tanah. Outsole inilah yang berperan besar dalam menentukan daya tahan, grip, dan kenyamanan langkahmu. Sayangnya, banyak orang baru sadar pentingnya outsole ketika bagian ini mulai menipis, licin, atau bahkan berlubang.
Padahal, jika tahu cara merawatnya dengan benar, outsole bisa bertahan jauh lebih lama dari yang kamu bayangkan. Nah, simak beberapa tips agar outsole sepatu kamu tetap awet dan tidak cepat habis!
1. Gunakan Sepatu Sesuai Fungsinya
Tips paling mendasar, tapi sering diabaikan. Setiap sepatu dibuat dengan karakter outsole yang berbeda. Misalnya, sepatu lari dirancang untuk lintasan aspal atau track, bukan untuk aktivitas hiking di medan berbatu. Begitu juga dengan sepatu casual, yang tidak ideal dipakai jogging setiap pagi.
Memakai sepatu tidak sesuai peruntukannya bisa mempercepat aus pada outsole karena tekanan dan gesekan yang diterima tidak sesuai dengan desainnya. Jadi, kalau kamu punya sepatu khusus lari, gunakan hanya untuk berlari. Kalau mau dipakai jalan santai, pakai sepatu lain yang memang didesain untuk itu. Dengan begitu, outsole tidak cepat terkikis dan umur pakainya jadi lebih panjang.
2. Bersihkan Outsole Secara Rutin
Mungkin kamu sering membersihkan bagian atas sepatu, tapi bagian bawahnya? Banyak yang lupa. Padahal, lumpur, kerikil kecil, atau pasir yang menempel di outsole bisa mempercepat proses pengikisan karet.
Cara membersihkannya pun simpel. Kamu bisa gunakan sikat gigi bekas dengan sabun lembut dan air hangat, lalu gosok perlahan bagian bawah sepatu. Pastikan tidak ada kerikil yang tersangkut di celah grip outsole. Setelah dibersihkan, keringkan sepatu di tempat teduh dan jangan dijemur langsung di bawah matahari karena panas ekstrem bisa membuat outsole mengeras dan retak. Melakukan pembersihan ringan seperti ini seminggu sekali sudah cukup untuk menjaga elastisitas dan daya cengkeram outsole tetap optimal.
3. Hindari Pemakaian di Permukaan Kasar Secara Berlebihan
Permukaan kasar seperti jalan berbatu, beton kasar, atau aspal panas bisa mempercepat abrasi pada outsole. Kalau kamu sering melewati area seperti itu, usahakan untuk berganti sepatu dengan outsole yang lebih tebal atau keras. Sebagai contoh, outsole berbahan rubber solid atau carbon rubber biasanya lebih tahan terhadap gesekan dibanding outsole berbahan blown rubber yang lebih ringan tapi cepat aus. Jadi, sesuaikan medan dengan karakter bahan outsole sepatumu. Ini juga penting bagi kamu yang sering berjalan jauh setiap hari, karena jenis permukaan sangat memengaruhi umur outsole.
4. Keringkan dengan Benar Setelah Basah
Air bisa menjadi musuh diam-diam bagi outsole. Jika sering dibiarkan lembap, material karet atau EVA (Ethylene Vinyl Acetate) bisa melemah dan membuat permukaannya cepat retak. Setelah sepatu kehujanan atau terendam air, segera bersihkan dan keringkan dengan cara yang benar.
Jangan gunakan pengering rambut, pemanas, atau sinar matahari langsung. Cukup letakkan sepatu di tempat berventilasi baik, isi bagian dalam dengan kertas koran agar menyerap kelembapan, lalu biarkan kering alami. Dengan cara ini, struktur outsole dan midsole tetap terjaga tanpa risiko mengeras atau pecah.
5. Rotasi Penggunaan Sepatu
Kalau kamu punya kebiasaan memakai satu pasang sepatu setiap hari, tak heran outsole-nya cepat habis. Tekanan terus-menerus pada area yang sama akan mempercepat keausan, terutama di bagian tumit atau ujung depan sepatu.
Cobalah untuk melakukan rotasi sepatu setiap dua atau tiga hari sekali. Selain memberi waktu bagi outsole untuk “beristirahat”, hal ini juga membantu menjaga bentuk dan daya pantul bahan midsole yang biasanya bekerja berbarengan dengan outsole. Rotasi juga membuat umur pakai keseluruhan sepatu jadi lebih panjang, tidak hanya bagian bawahnya.
6. Perhatikan Cara Berjalan
Tanpa disadari, pola berjalan atau berlari seseorang bisa sangat memengaruhi kondisi outsole. Misalnya, orang dengan gaya berjalan overpronation (menumpu lebih berat ke bagian dalam kaki) atau supination (lebih berat ke bagian luar kaki) cenderung membuat bagian outsole tertentu aus lebih cepat.
Kamu bisa cek dengan melihat bekas aus di bagian bawah sepatu lama. Kalau keausannya tidak merata, ada kemungkinan cara berjalanmu tidak seimbang. Solusinya, kamu bisa gunakan insole tambahan untuk membantu menstabilkan pijakan atau konsultasikan ke toko sepatu olahraga untuk analisis gait sederhana. Dengan memperbaiki gaya berjalan, outsole bisa aus lebih merata dan tidak cepat rusak di satu sisi saja.
7. Gunakan Pelindung Sol Jika Diperlukan
Untuk sepatu tertentu seperti sepatu casual atau formal, kamu bisa menambahkan sole protector atau rubber pad di bagian bawah. Aksesoris ini bekerja sebagai lapisan tambahan yang melindungi outsole dari gesekan langsung dengan permukaan keras.
Biasanya, tukang reparasi sepatu bisa menempelkan pelindung seperti ini dengan lem khusus. Harganya juga relatif terjangkau dibanding harus mengganti outsole yang sudah habis. Selain memperpanjang umur sepatu, pelindung ini juga bisa menambah grip sehingga tidak mudah tergelincir.
Menjaga outsole tetap awet bukan hal sulit, tapi memang perlu konsistensi dan sedikit perhatian ekstra. Gunakan sepatu sesuai fungsinya, bersihkan secara rutin, hindari medan ekstrem, dan rotasi pemakaian sesekali. Dengan perawatan yang tepat, outsole tidak hanya bertahan lebih lama, tapi juga membuat pengalaman berjalan atau berlarimu tetap nyaman dan aman. Karena pada akhirnya, outsole yang awet bukan hanya soal keindahan sepatu, tapi juga tentang kenyamanan dan performa yang bertahan lama setiap langkahnya.