Setelah Race, Sepatu Lari Harus Diapakan ya?

Jakarta, Shoes and Care - Bagi banyak pelari, sepatu lari bukan sekadar alas kaki, tapi sudah seperti partner setia yang menemani setiap langkah, termasuk saat race. Entah itu 5K, 10K, half marathon, bahkan marathon, sepatu lari bekerja ekstra keras menopang kaki dan membantu mencapai garis finish. Nah, setelah race selesai, sering kali muncul pertanyaan: “Sepatu lari habis dipakai race harus diapakan ya?”

Pertanyaan ini penting, karena cara kita merawat sepatu setelah race akan sangat memengaruhi umur pakainya. Sepatu yang dirawat dengan benar bisa bertahan lebih lama, tetap nyaman dipakai, dan performanya tidak cepat menurun. Supaya lebih jelas, mari kita bahas langkah-langkah yang sebaiknya dilakukan setelah sepatu lari dipakai di race!

1. Segera Lepas dan Kendurkan Tali

Setelah race, biasanya sepatu terasa ketat karena kaki sudah lelah dan sedikit bengkak. Jangan biarkan sepatu tetap terikat kencang terlalu lama. Segera lepas dan kendurkan tali sepatu, lalu keluarkan kaki dengan hati-hati. Ini membantu sepatu “bernapas” dan menjaga bentuk upper tidak cepat melar.

Kebiasaan melepas sepatu dengan cara diinjak tumit sepatu juga sebaiknya dihindari. Selain bisa merusak heel counter (bagian belakang sepatu), cara itu bisa membuat struktur sepatu jadi tidak stabil lagi.

2. Keringkan dari Kelembapan

Keringat dari kaki pasti meresap ke dalam insole dan lapisan dalam sepatu. Kalau race dilakukan di cuaca panas, sepatu juga bisa terkena debu, sedangkan kalau di musim hujan, bisa jadi basah oleh air hujan atau genangan.

Hal pertama yang harus dilakukan adalah mengeringkannya. Caranya:

  • Keluarkan insole dan biarkan terpisah supaya lebih cepat kering.
     
  • Isi sepatu dengan kertas koran atau tisu tebal untuk menyerap kelembapan. Hindari menggunakan pengering rambut dengan suhu panas tinggi, karena bisa merusak lem atau material sepatu.
     
  • Simpan di tempat yang berventilasi baik, jangan langsung dijemur di bawah terik matahari.
     

Dengan langkah ini, bau tidak sedap bisa dicegah, dan material sepatu tidak mudah rusak.

3. Bersihkan Kotoran yang Menempel

Setelah race, terutama di jalur trail atau jalan dengan banyak debu, biasanya sepatu tidak akan lepas dari kotoran. Jangan biarkan kotoran itu menempel terlalu lama karena bisa merusak material.

Cara membersihkan sepatu lari cukup sederhana:

  • Gunakan sikat halus atau kain lembap untuk menghapus debu dan noda.
     
  • Jika terkena lumpur, tunggu hingga kering lalu sikat perlahan.
     
  • Untuk noda membandel, gunakan sabun cair ringan dicampur air, lalu bersihkan dengan spons.
     

Ingat, hindari mencuci sepatu lari dengan mesin cuci. Getaran keras bisa membuat bentuk midsole berubah dan lem pada sepatu cepat rusak.

4. Beri Waktu Istirahat pada Sepatu

Sepatu lari, sama seperti tubuh kita, juga butuh waktu istirahat setelah bekerja keras. Jangan langsung dipakai untuk latihan keesokan harinya. Material seperti midsole (biasanya terbuat dari EVA foam atau busa lainnya) membutuhkan waktu untuk kembali ke bentuk optimal setelah tertekan selama race.

Idealnya, sepatu diberi waktu istirahat minimal 24–48 jam sebelum dipakai lagi. Itu sebabnya banyak pelari punya lebih dari satu pasang sepatu untuk rotasi. Selain memperpanjang umur sepatu, rotasi juga membantu kaki menyesuaikan dengan cushioning yang berbeda.

5. Simpan di Tempat yang Tepat

Setelah dibersihkan dan dikeringkan, simpan sepatu lari di tempat yang sejuk, kering, dan terhindar dari paparan langsung sinar matahari. Hindari juga menyimpan sepatu di dalam tas tertutup terlalu lama, karena lembap bisa memicu bau tak sedap dan jamur.

Jika sering bepergian untuk race, gunakan shoe bag khusus agar sepatu tetap terlindungi tapi tetap ada sirkulasi udara.

6. Cek Kondisi Sepatu Setelah Race

Race biasanya lebih menuntut sepatu dibandingkan latihan biasa. Karena itu, setelah race, luangkan waktu untuk memeriksa kondisi sepatu. Periksa apakah ada bagian yang mulai aus, midsole yang sudah kehilangan pantulan, outsole yang menipis, atau upper yang sobek.

Pengecekan rutin ini penting supaya kamu tahu kapan saatnya sepatu perlu diganti. Memaksakan sepatu yang sudah rusak bisa meningkatkan risiko cedera.

7. Gunakan Sepatu Race Sesuai Peruntukan

Banyak pelari yang punya sepatu khusus untuk race, biasanya lebih ringan, responsif, bahkan ada yang menggunakan carbon plate. Nah, sepatu seperti ini tidak disarankan untuk dipakai setiap hari. Umurnya memang lebih pendek dibanding sepatu training. Jadi, setelah race, pastikan sepatu race disimpan baik-baik dan hanya digunakan lagi untuk event atau latihan tertentu yang memang butuh performa ekstra. Dengan ini, sepatu race bisa lebih awet dan tetap memberikan performa maksimal ketika benar-benar dibutuhkan.

Well, sepatu lari memang punya peran besar dalam perjalanan seorang pelari, terutama saat race. Karena itu, perawatan setelah race menjadi hal penting yang tidak boleh diabaikan. Ingat, sepatu lari yang terawat baik bukan hanya soal umur pakai yang panjang, tapi juga soal kenyamanan dan keamanan kaki. Jadi, jangan hanya fokus pada latihan dan race, tapi rawat juga sepatu lari kamu ya!

 

Postingan terbaru