Sejarah Brand Hoka

Jakarta, Shoes and Care - Pernah mendengar suatu brand sepatu bernama Hoka? Setelah pertama kali mendengar namanya, coba tebak brand sepatu ini asal mana? Pasti ada yang menjawab Jepang, Korea, atau brand sepatu Asia pada umumnya. Sebenarnya, brand Hoka ini asli mana ya? Apakah ada sejarah dibaliknya? Yuk simak artikelnya dibawah ini!

HOKA: Sejarah Terbentuknya

Kembali ke pembahasan darimana asal brand ini, brand Hoka bukan berasal dari Jepang, Korea, ataupun dari negeri Cina sekalipun. Brand Hoka ini berasal dari Annecy, Prancis dan didirikan pada tahun 2009 oleh Nicolas Mermoud and Jean-Luc Diard. Keduanya merupakan mantan karyawan dari brand Salomon sekaligus penghobi olahraga lari gunung. Hoka One One, setelah berganti menjadi Hoka, memiliki arti yang berasal dari bahasa Māori yang berarti "fly over the earth". 

Karena kedua pendirinya memiliki latar belakang industri sepatu lari dan olahraga outdoor, mereka ingin menciptakan sebuah sepatu memungkinkan penggunanya bisa berlari lebih cepat saat downhill,  Dalam rancangannya, Hoka membuat sebuah model sepatu dengan outsole lebih besar dan cushion yang lebih banyak dibandingkan sepatu lari lainnya.Bisa dikatakan bahwa Hoka merupakan brand yang mencanangkan desain “maximalist” di saat sepatu dari brand lainnya lebih menggunakan desain minimalis. Desain, fitur yang sedikit berbeda dan out-of-the-box ini membuat Hoka mendapatkan hati dari pelari ultra-marathon hingga dengan cepat menjadi populer di kalangan semua jenis pelari. 

Akuisisi yang Mengubah Segalanya

Sebelum lanjut pada kisah suksesnya, Hoka pernah dipandang sebagai brand underdog dibandingkan dengan brand lainnya. Kemudian pada bulan September 2012, Hoka diakuisisi oleh perusahaan apparel olahraga yang berbasis di California, Amerika Serikat bernama Deckers sebesar $1.1 juta. Pada masa ini, Hoka memiliki penjualan kurang dari $3 juta dan masih sangat sepi peminat. Saat itu presiden Hoka itu bernama Jim Van Dine, Jim pernah bekerja bersama dengan CEO Deckers saat ini, Angel Martinez, di Reebok. Van Dine berusaha untuk meyakinkan Martinez mengambil dan mengakuisisi saham kecil milik Hoka pada Juli 2012, kemudian mulai mengakuisisi dalam jumlah besar dimulai dari September 2012. 

Van Dine merasa Hoka mempunyai potensi menjadi sebuah brand senilai $100 juta. Pada tahun fiskal 2022, pendapatan Hoka mencapai angka $891,6 juta dengan tingkat pertumbuhan tahunan gabungan hampir 77% selama dekade terakhir! Sebuah angka yang fantastis mengingat pertumbuhan dan perkembangan yang dikeluarkan oleh Hoka begitu cepat dan mampu bersaing dengan brand besar lainnya. Pada kuartal 4 di tahun 2022, penjualan triwulan Hoka tumbuh sebesar 59,7% atau sekitar $283,5 juta, jauh lebih besar 24x penjualan brand Sanuk yang dibeli oleh Deckers sebesar $120 juta pada tahun 2011. 

Pionir Maximalist Shoes!

Oke sekarang kita kembali lagi kepada pembahasan si sepatu Hoka itu sendiri. Hoka merupakan pionir utama dari sepatu dengan desain yang bulky dan besar, biasa juga disebut sebagai ‘maximalist shoes’. Sepatu Hoka yang bulky ini memiliki volume midsole yang hingga dua kali lebih besar dari sepatu lari pada umumnya. Meski besar, midsole nya dibuat dengan bahan cushioning yang ringan. Artinya, sepatu ini mampu menyerap hentakan dengan lebih baik.

Midsole yang sangat tebal serta bantalan yang memberikan perlindungan ekstra berguna untuk mengurangi dampak negatif yang mungkin muncul saat berlari. Desain maximalist ini  bisa mengurangi beban pada sendi dan otot yang membuat pengguna sepatu Hoka tetap merasa nyaman. Selain itu, desain unik ini mampu mengurangi rasa kelelahan saat berlari jarak jauh atau marathon di medan yang menantang.

Hoka: Sebuah Billion-Dollar Brand!

Hingga kesuksesannya kini, Hoka sudah bisa menahbiskan dirinya sebagai billion-dollar brand menyaingi brand-brand yang sudah lama ada seperti Nike dan Adidas. Seiring kesuksesannya, Hoka tidak hanya terfokus kepada sepatu lari saja. Hoka turut memproduksi baik sepatu low-profile dan max-cushion untuk penggunaan di medan jalan raya, trail, hingga semua medan di sepanjang lini produksinya. Hoka juga mempertahankan fitur seperti rasio bobot ringan serta menetapkan perhitungan geometri dari midsole dan outsole yang dirancang untuk menunjang kestabilan bagi si penggunanya. Nama yang mencuat serta popularitas yang semakin menanjak membuat Hoka dipakai oleh selebriti dunia hingga dipercaya oleh atlet ultra-marathon seperti Michael Wardian. 

Kesuksesan dari Hoka ini sendiri merupakan sebuah pembuktian terhadap fakta bahwa Sepatu olahraga yang dulu dianggap jelek karena tebal, justru sekarang laris manis di pasaran. Dengan demikian, Hoka sukses memperbarui ‘dad shoe’ atau ‘ugly shoe’ dengan berinvestasi pada sisi functional benefits sepatu sneaker. Banyak reviewer ataupun pelari pada umumnya yang merasakan sensasi melayang ketika menggunakan produk sepatu dari Hoka yang memiliki midsole tebal. 

Begitulah sedikit sejarah Hoka sebagai penantang serius dari duo brand olahraga terbesar di dunia saat ini, yaitu Nike dan Adidas. Di luar inovasi dan strategi yang telah dipaparkan, kita perlu mengakui penjualan HOKA yang melejit pada kurun 2019-2022 tak dapat dilepaskan dari pandemi Covid-19. Selama masa pandemi, banyak orang memilih berlari untuk membunuh rasa jenuhnya. HOKA mendapatkan dan memanfaatkan momentum yang begitu besar ini untuk tumbuh menjadi billion-dollar brand hingga sekarang.

 

Postingan terbaru