Mengapa Walking Shoes Tidak Direkomendasikan untuk Berlari?

Jakarta, Shoes and Care - Buat banyak orang, sepatu itu kadang dianggap serba bisa. Dipakai jalan santai bisa buat lari sekalian juga nggak masalah, alias ‘yang penting nyaman’. Tapi, kenyataannya nggak sesederhana itu. Terutama soal walking shoes dan running shoes. Meski sekilas mirip, keduanya punya perbedaan fungsi dan desain yang cukup signifikan. Dan perlu kamu ketahui, tidak disarankan untuk memakai walking shoes jika ingin berlari. Kenapa begitu? Berikut alasannya!

1. Perbedaan Desain dan Struktur Bantalan

Hal pertama yang jadi alasan walking shoes nggak cocok dipakai lari adalah soal struktur midsole. Walking shoes biasanya punya bantalan yang lebih tipis dan cenderung stabil, karena saat berjalan, beban tubuh didistribusikan lebih merata. Tekanan di telapak kaki saat berjalan juga nggak sekeras saat berlari.

Sedangkan saat berlari, tubuh menerima beban hingga 2-3 kali berat badan setiap kaki menyentuh tanah. Makanya, sepatu lari dibekali bantalan yang lebih tebal, empuk, dan responsif untuk meredam benturan. Kalau kamu memaksakan lari pakai walking shoes, bantalan yang kurang bisa bikin kaki cepat lelah, tumit sakit, dan dalam jangka panjang bisa memicu cedera.

2. Walking Shoes Kurang Responsif

Sepatu lari umumnya punya karakter responsif, artinya sepatu akan memberi efek energy return saat kaki menapak dan menolak tanah. Ini penting supaya langkah lari jadi lebih ringan, cepat, dan efisien.

Sementara itu, walking shoes didesain buat aktivitas low-impact. Responsnya cenderung datar, karena orang jalan kaki nggak butuh efek pantulan yang besar. Kalau dipakai lari, efeknya kaki bakal cepat capek karena nggak ada dorongan tambahan dari midsole sepatu.

3. Grip dan Outsole Tidak Dirancang untuk Lari

Outsole atau sol bawah sepatu lari biasanya dibuat dari bahan karet dengan pola grip khusus yang bisa mencengkeram berbagai permukaan, entah itu aspal, tanah, atau trek lari. Hal ini penting untuk mencegah kaki tergelincir saat melaju dalam kecepatan tinggi.

Di sisi lain, outsole walking shoes cenderung lebih halus atau punya pola grip yang simpel, karena memang hanya dirancang untuk berjalan di permukaan rata seperti trotoar atau lantai. Kalau dipakai lari, potensi terpeleset atau kehilangan keseimbangan bisa lebih besar.

4. Struktur Upper yang Kurang Mendukung

Bagian upper juga punya peran penting. Sepatu lari biasanya dibuat dari bahan mesh ringan, fleksibel, dan breathable, tapi tetap kuat menopang kaki saat bergerak cepat. Ada fitur tambahan seperti heel counter dan lace cage yang bantu menstabilkan kaki.

Sedangkan walking shoes sering kali lebih tebal, kurang fleksibel, dan lebih berat karena prioritasnya ke kenyamanan saat berjalan pelan. Kalau dipakai lari, upper-nya bisa terasa kaku, bikin kaki tertekan, bahkan bisa memicu lecet di beberapa area seperti tumit atau jari kaki.

5. Bobot Sepatu Lebih Berat

Perbedaan lainnya adalah soal berat sepatu. Walking shoes umumnya lebih berat karena nggak perlu mempertimbangkan faktor kecepatan. Sepatu lari, apalagi model untuk race, didesain se-ringan mungkin supaya nggak membebani kaki. Kalau kamu lari pakai walking shoes yang berat, langkah jadi terasa lambat, kaki cepat pegal, dan performa lari otomatis menurun. Apalagi buat yang baru mulai lari, sepatu berat bisa bikin semangat langsung drop di tengah jalan.

6. Risiko Cedera Lebih Tinggi

Ini poin paling penting kenapa walking shoes nggak direkomendasikan buat lari. Karena faktor-faktor sebelumnya seperti  bantalan kurang, grip minim, upper kaku, dan bobot berat bisa membuat risiko cedera saat lari jadi lebih tinggi.

Beberapa masalah yang sering muncul kalau lari pakai walking shoes antara lain:

  • Plantar fasciitis (nyeri di telapak kaki bagian bawah)
     
  • Shin splint (nyeri di tulang kering)
     
  • Nyeri di tumit dan pergelangan kaki
     
  • Blister atau lecet di tumit dan jari kaki
     
  • Cedera lutut karena minimnya bantalan saat mendarat
     

Jadi kalau kamu rutin lari, apalagi jarak jauh, lebih baik invest ke sepatu lari yang memang didesain sesuai kebutuhan biomekanik saat berlari.

7. Umur Pakai Walking Shoes Lebih Cepat Rusak Jika Dipakai Lari

Walking shoes sebenarnya dirancang untuk aktivitas dengan intensitas rendah. Kalau dipaksa dipakai lari, beban dan tekanan yang diterima sepatu bakal jauh lebih berat daripada semestinya. Akibatnya, bantalan cepat kempes, upper gampang robek, dan outsole aus dalam waktu singkat.

Selain itu, karena walking shoes nggak didesain untuk impact besar, ketahanannya jauh di bawah sepatu lari. Jadi, daripada sepatu cepat rusak dan harus sering ganti, lebih baik sekalian pakai sepatu lari yang tahan banting dan sesuai fungsinya.

Pilih Sepatu Sesuai Fungsinya!

Dari semua poin tadi, jelas banget kalau walking shoes memang nggak cocok buat lari. Meski nyaman dipakai harian atau buat jalan-jalan santai, sepatu jenis ini punya keterbatasan saat dipakai untuk aktivitas berkecepatan tinggi.

Kalau kamu memang hobi lari atau baru mau mulai rutin jogging, sebaiknya langsung pilih sepatu lari. Desainnya lebih aman, nyaman, dan performa kamu juga lebih maksimal. Selain itu, risiko cedera bisa diminimalisir karena sepatu lari memang dibuat khusus untuk mengatasi beban berlebih saat berlari. Ingat, sepatu yang tepat itu investasi jangka panjang buat kesehatan kaki dan tubuhmu. Jangan asal pilih cuma karena sepatu nyaman dipakai jalan, tapi ternyata bikin kaki tersiksa waktu lari.

Jadi, sepatu untuk jalan ya dipakai jalan, sepatu buat lari ya dipakai lari. Simpel tapi penting! 👌

 

Postingan terbaru