Brodo, Brand Sepatu dengan Konsep Direct to Consumer Pertama di Indonesia

Mengenal Brand Brodo - Perjalanan brand Brodo memang tidaklah mudah selama 1 dekade terakhir ini. Brand Brodo dikembangkan oleh Yukka Harlanda dan Putera Dwi Kurnia. Bermula dari salah masalah pribadinya dari sang pendiri, tidak menemukan ukuran sepatu yang cocok dikakinya. Kalaupun menemukan sepatu yang sesuai dengan ukurannya, harganya cenderung mahal dan kualitasnya tidak sesuai harapan. Setelah itu, partner Yukka mengusulkan untuk memesan sendiri sepatu dengan ukuran khusus di Cibaduyut, Bandung, Jawa Barat.

Awalnya Yukka berniat untuk membuat sepatu itu untuk dirinya sendiri dan ternyata hasilnya memuaskan. Dari situ Yukka dan partnernya berpikiran untuk memproduksi sepatu tersebut dalam jumlah banyak lalu mereka jual pada acara pameran yang diselenggarakan kampusnya.

Mengenai strategi pemasarannya, mereka memulai dengan menggunakan platform Facebook dan Kaskus pada awal-awal proses melakukan branding terhadap brand Brodo. Selain itu, tak hanya memanfaatkan kanal pada media sosial saja, untuk meningkatkan awareness dari masyarakat luas, Brodo juga melakukan kegiatan content marketing di dalam website mereka sehingga semakin banyak orang yang mengenal brand Brodo, hingga pada akhirnya menuntun mereka ke pembelian. Dan untuk menarik minat para calon customer, konten yang disajikan oleh Brodo di dalam blog berupa, tips, testimoni, news & trends, hingga topik seputar travel.

Namun, brand Brodo pernah mengalami pasang surut. Tantangan yang membuat Yukka sangat down adalah ketika ada pelanggan yang akan melaporkannya sebagai penipuan. Kala itu, saat bulan puasa dan stok Brodo habis, namun banyak orang yang masih ingin memesan produk Brodo karena euphoria THR. Oleh sebab itu, Yukka nekat untuk membuka sistem pre-order. Namun 3 bulan kemudian, barangnya belum jadi dan setelah jadi pun ternyata masih reject karena kualitasnya yang jelek sehingga ribuan pasang sepatu harus diproduksi ulang. Brodo saat itu diprotes oleh banyak orang dan salah satunya ada yang akan melaporkannya sebagai penipuan.

Tiada usaha keras yang menghianati hasil, pada tahun 2020 Brodo berhasil membukukan investasi seri A dari BRIVentures. Dengan konsep yang terbaru mereka usung, dengan menerapkan sistem D2C atau direct to consumer diharapkan mereka mampu menciptakan brand-brand baru untuk memenuhi market yang ada.

 

Postingan terbaru